Oleh: Desti Sumbawati*
Berbicara tentang perempuan memang tidak akan ada habisnya. Terlebih lagi persoalan perempuan yang telah dinyatakan sebagai tiang negara dan rahim peradaban. Hanya saja saat ini masih menjadi perdebatan dibeberapa kalangan mengenai perempuan yang melanjutkan pendidikan, khususnya di daerah-daerah terpelosok.
Pemikiran-pemikiran seperti ini yang banyak menjadi penyebab putusnya pendidikan bagi kaum perempuan toh nanti tinggi-tinggi sekolah ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga, oh iya memang nanti perempuan akan menjadi ibu dalam rumah tangga.
Namun, yang menjadi pertanyaan apakah bisa perempuan yang tidak paham dengan cara menjadi ibu rumah tangga yang baik tetapi bisa menjalankan tugasnya dengan baik pula?. Apakah seorang ibu bisa dengan instan paham cara mendidik anak, menjadi istri yang baik dan sholehah?.
Mirisnya lagi ketika perempuan dianggap menjadi sumber permasalahan jika terjadi hal buruk dalam keluarganya, khususnya dalam rumah tangga. Ketika urusan domestik tidak terselesaikan, yang disalahkan perempuan, ketika keuangan tidak terbagi dengan baik, yang dianggap tidak pandai mengelola juga perempuan, dan yang paling penting itu dalam mendidik anak-anaknya.
Beranjak dari hal tersebut maka, pendidikan bagi perempuan ini sangat besar pengaruhnya, baik itu pendidikan secara pengetahuan, emosional, maupun akhlaq. Jika perempuan minim terhadap pendidikan yang dimaksud, maka tidak kita pungkiri akan menjadi turunan bagi generasi selanjutnya juga mencerminkan hal yang dianggap salah.
Karena perempuan akan menjadi ibu, dan ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Artinya, sikap, perilaku, akhlak, etika, mental, pribadi dari anak sangat besar pengaruhnya dari didikan dan bimbingan seorang ibu (perempuan).
Untuk memasak saja itu perlu prosedur yang benar, artinya segala sesuatu yang dilakukan jika ingin hasilnya baik maka, kita perlu adanya ilmu dan pengetahuan untuk menjalankannya, begitu juga halnya dengan perempuan, jika kita ingin menjadi perempuan yang cerdas dalam hal apapun terkhusus untuk menjadi calon penerus generasi maka, kita harus paham dan memiliki ilmu mengenai hal tersebut.
Sebagai perempuan yang memiliki kesadaran penuh atas harapan bangsa dan negara yang membutuhkan generasi penerus yang baik dan berakhlak maka, dipandang perlu bagi perempuan dalam melanjutkan pendidikan.
Ditinjau dari kehidupan sehari-hari, perbedaan pola pikir dan cara binaan antara perempuan yang berpendidikan dengan perempuan yang minim akan pendidikan itu sangat berbeda terkecuali jika perempuan mendapatkan pendamping hidup yang paham dalam hal ini.
Pendidikan bagi perempuan juga dapat diperoleh dari berbagai cara, seperti pendidikan formal, non formal dan informal. Jadi, sebagai perempuan kita juga bisa memperoleh pendidikan dari berbagai macam cara.
Selain kita memperoleh pendidikan dari pendidikan formal seperti jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, Sarjana dan selanjutnya, kita juga bisa memperoleh ilmu dengan cara berdiskusi, konsultasi, sharing, atau pun cara lain. Maka dari itu, sebagai perempuan yang akan melahirkan generasi penerus, kita harus melek terhadap pendidikan. Lanjutkan pendidikan dan cari ilmu sebanyak mungkin.
sejak dini persiapkan diri, demi menjadi perempuan yang mumpuni di segala sisi
Ingat, tentramnya rumah tangga itu dipengaruhi pemahaman dan kedewasaan, seberat apapun konfliknya kalau kita sudah berilmu dalam menyelesaikannya maka akan terselesaikan dengan baik. Seorang anak itu akan menyesuaikan dengan didikan dan binaan orang tuanya terutama ibu, senakal-nakalnya anak akan bisa diluruskan oleh ibunya, jika ibunya berilmu.
RA. Kartini Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pandangannya yang sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup didalam dunia nenek moyangnya.
*Penulis merupakan Sekum Kohati Cabang Batusangkar