Oleh: Hasanuddin Ibrahim
Jelang pergantian tahun, ada baiknya kita melakukan muhasabah. Muhasabah sangat baik dilakukan dengan memperhatikan realitas keadaan yang sedang kita alami saat ini. Agar ke depan menjadi lebih baik lagi.
Alhamdulillah, syukur kita yang sebesar-besarnya kepada Allah swt, atas segala nikmat karunia-Nya. Terutama nikmat Islam dan Iman, juga nikmat umur yang berkah yang senantiasa masih diberikan-Nya.
Tantangan diberikan oleh Allah kepada kita semua, agar dengan itu kualitas keimanan, kualitas keislaman, kualitas kemanusiaan kita ditinggikan-Nya.
Oleh sebab itu jika bertemu suatu tantangan hadapilah tantangan itu dengan yakin akan adanya pertolongan Allah swt. Terutama jika tantangan itu datangnya dari orang-orang kafir.
Allah swt berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا لَقِيْتُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا زَحْفًا فَلَا تُوَلُّوْهُمُ الْاَدْبَارَۚ
yā ayyuhallażīna āmanū iżā laqītumullażīna kafarū zaḥfan fa lā tuwallūhumul-adbār.
“Wahai orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang akan menyerangmu, maka janganlah kamu berbalik membelakangi mereka (mundur)”. (Q.S Al-Anfal [8] : 15)
Ayat ini tidak harus dipahami sebagai perintah berkelahi, atau berpetang saja. Tapi juga mesti dipahami sebagai perintah untuk tidak goyah dalam mempertahankan keimanan.
Nabi Muhammad SAW junjungan kita, juga di iming-imingi dengan harta kekayaan, jabatan oleh para tokoh musyrikin Mekah kala itu agar menghentikan dakwah, meninggalkan ajaran Allah SWT.
Tapi Beliau atas pertolongan Allah swt, kokoh bertahan dalam keimanannya kepada Allah.
Kita berdoa semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan-Nya, pertolongan-Nya agar kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW juga diberikan pertolongan-Nya sehingga tetap kokoh mempertahankan keimanan kepada Allah, sebagaimana keteladanan yang telah di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Saudara seiman, Kita sedang dalam masa ujian, apakah kita dapat menahan segala macam godaan yg sedang di tawarkan kaum musyrikiin, kaum munafikuun kepada kita.
Bermacam-macam metode dan pendekatan yang mereka gunakan. Terutama dengan memanfaatkan kebutuhan kita akan harta benda maupun melalui anak-anak kita.
Sebab itu, Allah swt mengingatkan:
وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ
wa‘lamū annamā amwālukum wa aulādukum fitnatuw wa annallāha ‘indahū ajrun ‘aẓīm.
“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar”. (Q.S Al-Anfal [8] :28
Semua itu dapat membuat kita terjerumus menjadi hianat kepada Allah.
Selanjutnya mari kita perhatikan firman Allah swt berikut ini:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
yā ayyuhallażīna āmanū lā takhūnullāha war-rasūla wa takhūnū amānātikum wa antum ta‘lamūn.
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (Q.S Al-Anfal [8] : 27)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَاَنْتُمْ تَسْمَعُوْنَ
yā ayyuhallażīna āmanū aṭī‘ullāha wa rasūlahū wa lā tawallau ‘anhu wa antum tasma‘ūn.
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari-Nya, padahal kamu mendengar (perintah-perintah-Nya)”, (Q.S Al-Anfal [8] : 20)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَجِيْبُوْا لِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ اِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْۚ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهٖ وَاَنَّهٗٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ
yā ayyuhallażīna āmanustajībū lillāhi wa lir-rasūli iżā da‘ākum limā yuḥyīkum, wa‘lamū annallāha yaḥūlu bainal-mar’i wa qalbihī wa annahū ilaihi tuḥsyarūn.
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan”. (Q.S Al-Anfal [8] : 24)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
yā ayyuhallażīna āmanū in tattaqullāha yaj‘al lakum furqānaw wa yukaffir ‘ankum sayyi’ātikum wa yagfir lakum, wallāhu żul-faḍlil-‘aẓīm.
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar”. (Q.S Al-Anfal [8] : 29)
Agar dapat taat kepada Allah, tidak hianat kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya, agar dapat melaksanakan seruan-seruan-Nya, maka modal taqwa mesti kita miliki. Taqwa kepada Allah ini diberikan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya yang secara konsisten dalam keimanan serta senantiasa berserah diri kepada-Nya.
Dan inilah inti muhasabah yang mesti kita lakukan. Sejauh mana kita telah berupaya konsisten dalam keimanan kita kepada Allah, seberapa ikhtiar yang telah kita lakukan selama ini. Jawabannya tentu ada pada diri kita masing-masing. Mari kita hisab diri kita masing-masing. Dengan demikian kita akan banyak melakukan istighfar kepada Allah. Mohon ampunan-Nya. Jika telah hadir kesadaran untuk melakukan istighfar, itulah hasil dari suatu muhasabah. Itulah pertanda turunnya keberkahan dari Allah swt.
Innallaha wa malaikatahu yusalluna alan nabiy, yaa ayyuha lladziina aamanuu shallu alayhi wa shallimu taslima.
Kita akhiri dengan memperbanyak bershalawat, memohon kebesaran dan kasih sayang Allah, AGAR kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW senantiasa oleh Allah dilipatgandakan keagungan dan kemuliaannya; demikian pula kepada seluruh keluarga beliau, sahabat seperjuangan beliau, para tabiin, para ulama terdahulu dan kepada seluruh kaum muslimiin dan muslimaat dimana pun berada. Insya Allah dengan rahmat-Nya kita semua akan dipertemukan dalam surga-Nya.
Subhana rabbika rabbil idzzati amma yasifuun, wasalamu alal mursaliin; walhamdulillahi rabbil aalamiin.
Aamiin
Selamat menyambut Tahun Baru 2024 dengan semangat Perubahan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya
Billahitaufiq Wal Hidayah
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.