Jakarta, EjaToday.com | Bareskrim Polri kembali mencatat prestasi gemilang dalam perang melawan narkoba. Tim yang dipimpin Wakabareskrim Irjen Pol. Asep Edi Suheri berhasil membongkar pabrik narkoba di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Operasi ini mengungkap laboratorium produksi narkotika jenis “happy water” dan liquid dengan barang bukti senilai Rp 670 miliar.
Dalam konferensi pers, Kamis (12/12/2024), Irjen Asep menegaskan bahwa pemberantasan narkoba adalah prioritas yang tidak dapat ditawar. Operasi ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita untuk memberantas narkoba dari hulu hingga hilir.
“Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membentuk Satgas Pemberantasan Narkoba sebagai langkah kolaboratif dengan kementerian dan lembaga terkait. Kami terus berperang melawan jaringan narkoba untuk melindungi masyarakat dan generasi muda,” ujar Irjen Pol Asep.
Barang Bukti dan Tersangka
Dalam pengungkapan ini, polisi menangkap tiga tersangka yang diduga sebagai pelaku utama dalam jaringan produksi dan distribusi narkotika. Selain itu, barang bukti yang diamankan meliputi, ribuan liter bahan kimia sebagai bahan baku narkoba, alat produksi dengan teknologi canggih, dan produk siap edar bernilai miliaran rupiah.
Berdasarkan laporan Bareskrim, operasi ini mampu mengamankan wilayah distribusi nasional dan mencegah peredaran narkotika hingga ke jaringan internasional.
Di lain sisi, Jaringan Aktivis Nusantara (JAN) menyampaikan apresiasi atas keberhasilan Bareskrim dalam operasi tersebut.
Ketua JAN, Romadhon Jasn, menilai keberhasilan ini sebagai bukti nyata komitmen Polri dalam menjaga masa depan generasi muda dari ancaman narkoba.
“Pemberantasan narkoba adalah perang bersama. Keberhasilan Bareskrim menunjukkan bahwa Polri tidak hanya berkomitmen, tetapi juga memiliki kemampuan luar biasa dalam menghadapi ancaman narkoba yang semakin kompleks,” kata Romadhon.
JAN juga memberikan sejumlah rekomendasi, antara lain, penguatan Sinergi Antar-Lembaga: Kolaborasi erat antara Polri, BNN, dan kementerian terkait dalam mengatasi masalah narkoba, peningkatan Pengawasan di Perbatasan: Menutup celah masuknya bahan baku narkoba dari luar negeri.
Kemudian, edukasi Masyarakat: Program kesadaran bahaya narkoba, terutama di kalangan remaja. Selain itu, pemanfaatan Teknologi Canggih: Untuk mendeteksi dan mencegah kejahatan narkoba secara proaktif.
Data Narkoba Indonesia
Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN), Indonesia menghadapi ancaman narkoba yang terus meningkat:
• 2,8 juta pengguna aktif di Indonesia, mayoritas usia produktif.
• Kerugian ekonomi akibat narkoba mencapai Rp 84 triliun per tahun.
• Sepanjang 2024, Polri menangani lebih dari 25.000 kasus narkotika dengan 35.000 lebih tersangka.
Perang Narkoba Bagian dari Asta Cita
Presiden Prabowo Subianto telah menjadikan pemberantasan narkoba sebagai bagian dari Asta Cita pemerintahannya. Polri, di bawah Jenderal Listyo Sigit, telah melakukan berbagai langkah strategis untuk menindak jaringan narkoba secara tuntas.
Irjen Asep menyebut operasi ini sebagai salah satu langkah nyata. “Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras seluruh jajaran. Namun, kami tidak boleh lengah. Perang melawan narkoba masih panjang,” ujarnya.
Dukungan Masyarakat
Keberhasilan ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat. Berdasarkan survei akhir tahun 2024, kepercayaan publik terhadap Polri meningkat menjadi 72 persen, dibandingkan awal tahun yang hanya 64 persen. Ini menjadi bukti bahwa upaya reformasi dan transformasi institusi Polri mulai memberikan hasil nyata.
“Kepercayaan publik adalah modal penting bagi Polri untuk terus menjalankan tugasnya dengan presisi,” pungkas Romadhon.
Operasi pembongkaran pabrik narkoba senilai Rp 670 miliar ini tidak hanya menegaskan komitmen Polri dalam perang melawan narkoba, tetapi juga menjadi bukti bahwa kolaborasi antara institusi negara mampu menciptakan hasil yang signifikan. JAN berharap momentum ini terus dijaga untuk menciptakan Indonesia yang bebas narkoba. (EjaToday.com/*)