Pontianak, EjaToday.com – Musyawarah Nasional (Munas) Korps HMI-Wati (Kohati) ke-XXV sempat diwarnai kericuhan akibat dinamika forum yang luar biasa.
Bahkan peserta dan para kandidat calon ketua umum Kohati di munas sempat dievakuasi keluar arena oleh pihak berwajib karena adanya intervensi yang diduga dari dua orang alumni Kohati Kalimantan Barat (Kalbar).
Tidak sampai di situ, forum munas juga sempet dikudeta secara ilegal demi memaksakan, Sri Meisista dari Cabang Palu untuk menjadi ketua Kohati PB HMI.
Menurut Asma Zakaria peserta utusan Penuh dari Cabang Bacan Badko Malmalut mengatakan, upaya itu dilakukan dengan memaksakan mengganti pimpinan sidang ke pimpinan sidang yang selama mulai munas rusak integritasnya. “Karena sering lari dari forum dan membawa palu sidang,” katanya, Minggu (3/12/2023).
Tapi, kata dia, tidak ada kejahatan yang sempurna. Dirinya mengaku telah berkoordinasi dengan KAHMI Nasional dan Forhati Nasional, demi menjaga kehormatan institusi.
“Boleh menang dengan segala cara, tapi jangan halalkan segala cara sampai merusak institusi demi ingin menang,” terangnya.
Beruntung Munas kembali kondusif setelah kehadiran Koordinator Presidium Forhati Nasional Wa Ode Nurhayati ke lokasi untuk menenangkan para peserta.
Wa Ode Nurhayati dalam sambutannya mengatakan bahwa kehadirannya sebagai komitmen moral untuk membersamai setiap langkah Kohati.
“Kami, saya pribadi atas nama Presidium Forhati Nasional, alhamdulillah bisa hadir di hadapan adinda semua dalam rangka menunjukkan komitmen moral kami untuk membersamai setiap derap langkah adinda semua sejak pertama meninggalkan rumah kampung halaman hingga kembali pulang tanpa kurang suatu apapun,” katanya.
Suasana kemudian menjadi lebih membaik setelah hadir juga MPK PB HMI Syulfa. Forum pun akan dilanjutkan sesuai dengan mekanisme yang berlaku. (EjaToday.com/*)