Oleh : A. Ansori*
Kurang rasanya menyampaikan materi tanpa sebuah tulisan. Pada tulisan ini, saya menyampaikan beberapa alasannya. Pertama, tema optimalisasi peran dan fungsi HMI dalam terwujudnya masyarakat adil makmur- di tujuan HMI ada kalimat “yang diridhai Allah subhanahu wataala” menjadi inpirasi judul di atas. Kedua, peran Dan fungi HmI dalam mewujudkan masyarakat Adil Makmur yang diridhai Allah SWT menjadi tolak ukur keberadaan HMI di tengah-tengah masyarakat.
Dalam banyak perbincangan di seminar dan warung-warung kopi diskusi, semua organisasi dipertanyakan keberadaannya. Dalam artian, peran dan fungsinya. Tak terkecuali HMI sebagai organisasi islam mahasiswa dengan anggota yang cukup banyak. Karena hubungannya dengan islam, secara tak langsung menanyakan apa sumbangsih islam pada bangsa ini. Di tengah-tengah masyarakat yang plural, masyarakat yang semakin secara ekonomi dan pendidikan, peran HMI perlu dipertanyakan dan dipertegas.
Bukan main-main, keberadaan organisasi ini sudah jauh-jauh hari dijadikan sebagai tempat berjuang dan mesin penggerak peradaban. Tak heran jika di hymnenya kita sering menyanyikan “yakin usaha sampai untuk kemajuan”. Tersirat nilai-nilai yang dipegang kader-kader HMI. Jika dulu organisasi underbouw PKI punya buku saku, maka HMI punya buku saku berupa nilai-nilai dasar perjuangan (NDP) yang dirumuskan Cak Nur. NDP menjadi pegangan kader HMI dalam berjuang. Bahwa kenyataan di lapangan jauh panggang dari api adalah persoalan lain. Falsafah itu statis, sosial itu dinamis.
Karena falsafah statis dan sosial dinamis maka perlu kiranya menegaskan kembali peran dan fungsi HMI. Apa peran fungsinya? Sebagai organisasi perjuangan dan organisasi kader. Pembicaraan mengenai perjuangan mengingatkan kita pada Syahrir dengan bukunya. Karena perjuangan tidak begitu mutlak mengadopsi ide syahrir maka perjuangan dalam hal ini bisa diterjemahkan ke dalam bentuk ide pembentukan kader muslim yang intelektual dan profesional. Makanya organisasi ini juga dikatakan sebagai organisasi kader. Proses kaderisasi harus berjalan, sejelek apapun bentuk kepengurusan. Sumber mata air intelektualitas HMI tidak boleh berhenti. kata Anas urbaningrum, HMI harus mempertahankan tradisi intelektualnya, kasarnya jika dikatakan, punya otak. O, pantas HMI.
Optimalisasi Peran dan Fungsi HMI dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT bisa dilihat dari sejauh mana kader-kadernya mempertahankan tradisi intelektual di HMI. Karena tidak mungkin masyarakat cita terwujud tanpa didahului insan cita. Nah, proses insan cita memang membutuhkan iklim komisariat yang mendukung. Tanpanya, anggota sekadar anggota. Ia tak paham perannya di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat tentu tidak akan membaca dari mana seseorang berjuang. Latar belakang kadang menjadi nomor dua setelah karya. Hanya karena di ranah politik pragmatis, latar belakang individu dibaca dan dilacak. Tujuannya tidak lain relasi.
Karena itu, teknis pelaksanaan optimalisasi peran dan fungsi HMI mesti sejalan dengan AD/ART organisasi. Tetapi, bukan berarti diterjemahkan dengan kekakuan aturan. Disinilah, pengurus harus jeli memahami kondisi zaman. Zaman megalitikum berbeda dengan zaman serba internet. Zaman serba internet orang bisa membuat toko tanpa punya fisik berupa gedungnya. Cuan dihasilkan saat ini berbeda dengan cuan yang dihasilkan oleh orang kita terdahulu. Dengan sekadar upload konten youtube, ig, tiktok kita bisa dapat cuan jika memenuhi standar. Kebelakang justru perubahan ini berdampak pada kehidupan sosial. Metaverse tentu menjadi bagian dari masyarakat. Sekarang yang perlu dikerjakan kader-kader HmI adalah memperbaharui pengetahuannya demi masa depan. Masyarakat cita terwujud dari insan-insan cita. Insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.
HMI perlu mewujudkan masyarakat cita yang diridhai Allah SWT. Mewarnai masyarakat dengan nilai-nilai islam. Bukan masyarakat sekuler atau masyarakat agnostik. Dengan demikian, Ia berangkat dari insan cita yang benar-benar menjadi khalifah Allah di bumi. Begitulah HMI menjadi Harapan Masyarakat Islami.
Disampaikan di kajian insan cita HMI