Wartawan yang YouTuber, Nurus Cicipi Manisnya Jadi Konten Kreator

Awalnya Ditertawakan Sering Main Balon dan Bawa Es Krim yang Dijajar di Alas Tanah

Nurus Solehen, seorang wartawan yang berhasil meraup cuan sebagai konten kreator YouTube. (Foto: Ist).

EjaToday.com – Nurus Solehen belakangan ini menjadi buah bibir di kalangan YouTuber Madura khususnya di Pamekasan.

Konten anak-anak dengan nice angle balon karakter dan es krim jajanan yang dibuatnya kian hari kian melejit. Penonton dari setiap konten-kontennya setiap hari minimal 2 ribu penonton.

Dibalik membumbungnya konten sang YouTuber, ternyata Nurus berprofesi sebagai seorang jurnalis. Di dunia pers, dia sudah malang melintang.

Diketahui, sebelum menjadi seorang jurnalis, Nurus pernah berproses di Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) Cabang Pamekasan. Sekarang, dia aktif sebagai kontributor CNN Indonesia.

“Iya, saya seorang wartawan. Masih aktif sampai sekarang. Di sisi lain, ya saya bisa dibilang YouTuber,” katanya, Rabu (11/10/2023).

Nurus lantas menceritakan awal mula menggeluti dunia konten kreator. Dia tertarik membuat konten karena dia seringkali berkumpul dengan para YouTuber di Cafe Patobin, Pamekasan.

“Awal mulanya mendengar cerita dari kawan-kawan YouTuber serunya menjadi konten kreator. Kemudian saya tertarik, alhasil pada 1 Desember 2022 lalu, saya memulainya dengan membuat konten anak-anak. Sembilan bulan yang lalu,” katanya.

Mengenai lakon yang digelutinya sebagai seorang konten kreator di platform YouTube, Nurus mendapatkan respon positif dari keluarga.

“Kalau keluarga, utamanya istri, mengatakan, sekiranya itu bisa menjadi hal baik dan terbaik untuk keluarga. Asal nafkah bisa mencukupi kebutuhan keluarga, saya bebas melakukan apa saja. Terlebih hal ini memang bukan rahasia untuk menjadi konten kreator,” ujar dia.

Namun, respon berbeda dari teman di lingkungan rumahnya. Kata Nurus, teman-temannya justru tidak begitu respect. “Ya, mungkin karena saya menjadi konten kreator di luar nalar dan di luar kebiasaan di lingkungan saya,” katanya.

“Sebab saat saya hendak garap konten, teman dan lingkungan mempunyai penilaian lain, yakni saya terkadang dinilai dan dianggap bertingkah kayak anak-anak, main balon dan bawa es krim, jajanan dijajar di alas tanah,” imbuhnya menjelaskan.

Namun, Nurus tidak ambil pusing atas penilaian dari teman-teman di lingkungannya itu. Sebab, dia menjadi konten kreator memiliki niat dan tujuan sendiri.

Kini, lanjut Nurus, usai akunnya dimonetisasi oleh pihak YouTube, pendapatannya sudah melampaui ambang batas adsense. “Alhamdulillah lebih dari cukup, kurang lebih Rp6,5 juta,” tambahnya.

Ikhtiarnya yang telah membuahkan hasil itu, lanjut Nurus, tentu tidak akan lepas dari manis pahit perjuangannya selama berjejal harap agar kontennya banyak yang nonton, serta mendapatkan persetujuan dari pihak YouTube sebagai mitranya.

“Kisah pahit jadi YouTuber adalah melawan rasa malas, kemudian untuk bertahan mempertahankan kualitas konten. Sementara cerita manisnya adalah pagi-pagi bisa cek pendapatan yang masuk, kemudian dijumlah hingga masuk rekapan bulanan. Pertanggal 10 cek adsense. Lalu tanggal 22 terima gajian,” pungkasnya. (EjaToday.com/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *