EjaToday.com, Makassar – Pasangan calon nomor urut 03 Indira Yusuf Ismail – Ilham Fauzi mengutarakan bakal memperbaiki kualitas tenaga pengajar (guru) ketika dirinya terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar.
Perbaikan kualitas guru sekolah itu dijabarkan oleh pasangan calon berjuluk INIMI saat moment debat kandidat calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota di Hotel Dalton Jl. Perintis Kemerdekaan bersama dengan tiga pasangan calon lainnya. Sabtu, (28/10/2024) tadi siang.
Ketika ditanya oleh host di sela-sela debat bagaimana penerapan Indira – Ilham tentang program revolusi pendidikan yang akan mereka kerjakan ketika nanti memimpin Pemkot Makassar.
Secara bergantian paslon nomor urut 03, Indira mengaku revolusi pendidikan itu dibagi menjadi tiga bagian yakni pendidikan yang berkarakter dan inklusif, kesehatan dan kesejahteraan sosial juga akan meningkatkan kualitas sarana prasarana (fasilitas sekolah) yang ada di daratan maupun di pulau.
“Pendidikan yang inklusif akan menghadirkan sumber daya manusia unggul yang akan mengisi ruang kelas sekolah, kami akan memperbaiki sekolah didarat maupun dilaut (pulau),” kata Indira dalam debat.
Melanjutkan, Ilham Fauzi memaparkan program sekolah dilingkup Pemkot Makassar wajib berkualitas dari segi infrastuktur juga tenaga pendidiknya, membuat kurikulum berbasis kearifan lokal dan keteladanan guru.
“Sekolah dibawah wewenang Pemkot Makassar haruslah berkualitas yang tringuler (terintegrasi) dalam satu lingkungan ada PAUD, SD dan SMP dalam satu lingkungan dan kurikulum kearifan lokal (muatan lokal),”
“Terakhir adalah yang paling penting kita ingin keteladanan guru, kita sering membebani guru tetapi kita ingin mengubah pandangan bahwa guru paling besar pengaruhnya bagaimana pun pengajaran paling diterima oleh siswa dari seorang guru adalah bagaimana guru mencontohkan,” ungkap Ilham.
Revolusi pendidikan terkhusus soal pengaruh pendidikan seorang guru terhadap siswa-siswi di Kota Makassar.
Belum lama ini, kasus seorang kepala sekolah SMPN 22 Makassar yakni Hj.Salma diperiksa pihak Bawaslu Sulsel karena kedapatan mendukung Cagub – Cawagub nomor urut 01 Moh Ramdhan Pomanto – Azhar Arsyad di Kabupaten Takalar.
Dalam kasus pelanggaran netralitas ASN tersebut selain Kepsek SMPN 22, Kepala Dinas Pendidikan Muhyiddin turut diperiksa tim Gakkumdu Bawaslu Sulsel karena disebut dan diduga ikut mengkoordinir kepala sekolah tersebut untuk mengkampanyekan Danny Pomanto tak lain dari suami calon Wali Kota Makassar Indira Yusuf Ismail.
Berdasarkan penelusuran, selain Kepsek SMPN 22 dan Kadis Pendidikan Makassar pihak Bawaslu dikabarkan juga telah memeriksa beberapa kepala sekolah juga ikut diperiksa dengan kasus yang sama.
Dugaan ketidaknetrakan ASN lingkup Dinas Pendidikan tersebut telah dibuktikan oleh pihak Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) yang terdiri dari Bawaslu Sulsel, Kepolisian dan juga Kejaksaan dengan menyita ponsel milik Kepsek SMPN 22 Hj.Salma dan Kadis Pendidikan Kota Makassar.
Tak hanya itu, setelah Kepsek SMPN 22 dan Kadis Pendidikan diperiksa, Bawaslu Sulsel juga turut memeriksa Wali Kota Makassar non-aktif Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto dan dijawab bahwa kejadian di Kabupaten Takalar itu sebagai tamu undangan dari peresmian posko pemenangan.