EjaToday.com – Agresi Israel ke Gaza dan Tepi Barat menyisakan pilu bagi warga Palestina.
Jet-jet tempur milik Israel mulai kembali berterbangan memenuhi langit Gaza usai tak ada lagi perpanjangan masa gencatan senjata
Melansir laman CNN, Tareq Abu Azzoum, jurnalis Al Jazeera, melaporkan suara ledakan dan tembakan utara Jalur Gaza, khususnya di barat laut Kota Gaza.
“Insiden ini bertepatan dengan gentayangannya drone dan jet tempur militer Israel di langit Jalur Gaza,” ungkap Azzoum, dilansir dari Al Jazeera.
Sudah hampir dua bulan perang Israel dan kelompok Hamas berlangsung. Agresi militer Israel ke Palestina menewaskan lebih dari 15.000 jiwa, terutama anak-anak.
Berhentinya gencatan senjata bisa menjadi pertanda babak baru serangan Israel membasmi kelompok Hamas yang semakin menyulitkan warga sipil Palestina.
Rentetan Kekejaman Agresi Zionis Israel ke Gaza Palestina
1. Israel bunuh 5.523 warga Palestina
Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan sebanyak 15.523 orang tewas di wilayah tersebut sejak agresi Israel dimulai pada 7 Oktober lalu.
Ashraf Al-Qudra selaku juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 70 persen dari korban jiwa itu merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara, 41.316 orang lainnya luka-luka.
Selain itu, Al-Qudra juga menjelaskan dalam 24 jam terakhir, terdapat lebih dari 300 warga Palestina tewas dan 600 lainnya mengalami luka.
2.Bombardir RS di Gaza
Tindakan Israel membombardir rumah sakit di Gaza dengan dalih mencari pasukan Hamas mendapat kecaman masyarakat internasional.
Rumah sakit menjadi salah satu tempat utama yang digunakan masyarakat untuk mengungsi, berlindung, dan mencari pertolongan medis.
Pada 17 Oktober lalu, Israel membom Rumah Sakit Al-Ahli Arab yang seketika menewaskan 500 orang di dalamnya.
Penyerangan ini terus merembet ke rumah sakit lainnya yang dianggap menyembunyikan markas Hamas.
Serangan Israel ke rumah sakit Al Shifa di Gaza pertengahan bulan lalu juga menimbulkan teror mematikan bagi ribuan orang yang terjebak di dalamnya.
Orang-orang yang berada di RS Al Shifa menyatakan bahwa pasukan Israel melakukan kekerasan dan penghinaan terhadap pasien, staf rumah sakit, serta para pengungsi. RS Indonesia di Gaza sempat beberapa kali menerima serangan bom Israel beberapa jam sebelum gencatan senjata diberlakukan.
Fikri Rofiul Haq, relawan Mer-C Indonesia, menceritakan kondisi para staf medis yang terjadi di RS Indonesia di Gaza.
“Di Rumah Sakit Indonesia saat ini, staf hanya mendapat makan sekali sehari saat makan siang, yang disediakan oleh Rumah Sakit Al-Shifa [yang berdekatan]. Untuk sarapan dan makan malam, staf makan biskuit atau kurma,” ujar Fikri, dikutip dari Al Jazeera.
Tembak mati bocah 9 tahun
Janji Israel yang mengatakan hanya akan berperang melawan kelompok Hamas, bukan masyarakat sipil tampaknya tidak ditepati.
Dua anak laki-laki Palestina, salah satunya berusia sembilan tahun tewas di Kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki Israel Rabu (29/11). Israel melakukan serangan besar ke daerah tersebut sejak malam sebelumnya yang meninggalkan jejak kehancuran.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina memberikan konfirmasi kematian anak tersebut yang bernama Adam Samer Al-Ghoul, dikutip dari The New Arab.
Rekaman CCTV ramai diperbincangkan di media sosial yang menunjukkan anak tersebut berusaha lari dari peluru, namun ditarik oleh pemuda lain.
Membiarkan bayi-bayi prematur meninggal dunia
Saat kompleks rumah terbesar di Gaza, Al Shifa, lumpuh karena kekurangan listrik, air, dan oksigen, nyawa 39 bayi prematur di dalamnya terancam karena tidak bisa menerima pertolongan medis.
Bayi-bayi baru lahir dibungkus oleh selimut hijau dan disejajarkan di tandu rumah sakit.
Dilansir dari Time, beberapa bayi memiliki berat kurang dari tiga pon, dengan tulang rusuk menonjol, popok yang ukurannya lebih besar dari badan mereka, dan staf medis yang berusaha menghangatkan bayi melalui kontak kulit ke kulit.
Sengaja bikin warga Gaza kelaparan
Tindakan blokade yang diberlakukan Israel selama berperang dengan Hamas membuat masyarakat Palestina menderita kelaparan.
Kondisi mengenaskan terjadi di Gaza yang memungkinkan orang saling membunuh untuk mendapatkan makanan.
Israel bunuh 700 warga sipil dalam 24 jam usai gencatan senjata
Setidaknya 700 warga Palestina di Jalur Gaza meninggal dunia dalam 24 jam serangan Israel di wilayah itu pada Jumat (1/12).
Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan kepada Al Jazeera pada Minggu bahwa lebih dari 700 warga Gaza meninggal dunia sejak Israel melanjutkan agresi usai gencatan senjata berakhir Jumat lalu. Lebih dari 1,5 juta orang telah mengungsi sejak agresi Israel dimulai 7 Oktober lalu. (Ejatoday-008)