Daerah  

Pilkada 2024, Aji Surabaya Ajak Jurnalis Pamekasan Edukasi Warga Soal Bahaya Polarisasi Politik

Ejatoday.com, Pamekasan – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya, mengajak para insan pers di Madura bisa menjaga independensi dalam momentum Pilkada serentak 2024.

Melalui workshop tentang liputan isu-isu sensitif yang dapat memicul konflik politik pada Pilkada 2024, di Café Manifesco Jalan Raya Jalmak, Pamekasan, Sabtu (28/9/2024), Aji melibatkan 20 jurnalis yang terdiri dari wartawan hingga perwakilan pers kampus di Pamekasan.

“Kegiatan ini juga dalam rangkaian Ulang Tahun Aji Surabaya yang ke-28,” terang  Ketua AJI Surabaya, Andre Yuris.

Di usia yang sudah semakin dewasa ini, AJI Surabaya ingin perjuangan AJI sejak pertama kali dilahirkan, yakni kemerdekaan pers, profesionalisme dan kesejahteraan jurnalis.

“Profesionalisme ini dibentuk melalui seminar, diskusi, workshop dan pelatihan-pelatihan,” ujar Andre mengawali sesi diskusi.

Selain menjaga independensi, kata Andre, para jurnalis juga harus terlibat dalam mengedukasi masyarakat agar tidak masuk dalam polarisasi politik. Berdasarkan analisa AJI di Pemilu 2024, polarisasi begitu marak terjadi. Bahkan polarisasi politik semakin menjalar pada Pilkada 2024.

“Di Aceh, polarisasi itu terjadi antara kelompok ulama dan kombatan Gerakan Aceh Merdeka. Maka di Madura ini, perlu kita waspadai polariasai ini karena berdampak kepada konflik di masyarakat,” imbuhnya.

Menurut Andre, dampak negatif polarisasi politik dapat meningkatkan konflik sosial, seperti demonstrasi, kerusuhan, dan kekerasan. Bahkan konflik sosial dapat menimbulkan kerugian material dan korban jiwa.

“Di Aceh, rumah salah satu calon ada yang dibom,” ungkapnya.

Polarisasi politik juga berdampak kepada menurunnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dan penyelenggara Pemilu. Pada Pemilu 2024 kemarin, serangan kepada penyelenggara Pemilu begitu massif. Bahkan mengarah kepada delegitimasi hasil Pemilu akibar dari menurunnya kepercayaan kepada penyelenggara Pemilu.

Oleh sebab itu, Andre mengajak jurnalis di Pamekasan untuk bersama-sama melakukan pencegahan polarisasi politik. Yang perlu dilakukan dengan cara memberikan pendidikan politik melalui informasi dan pemberitaan. Dengan demikian, masyarakat dapat bersikap secara rasional dalam menghadapi perbedaan politik.

“Media sebagai pilar demokrasi, memiliki kepentingan yang sama untuk menciptakan politik yang damai. Media kita ciptakan sebagai ruang dialog dan komunikasi yang baik sehingga menjadi jembatan dalam perbedaan politik,” pungkasnya.

Aktivis LPM Activita IAIN Madura Usrotul Wafiyah menilai, workshop yang digelar AJI Surabaya memberikan pengetahuan penting mengenai pola di Pilkada, khususnya di daerah Madura. Pemaparan langsung dari para wartawan yang juga ikut hadir memberikan gambaran langsung mengenai hal-hal yang terjadi saat Pilkada di beberapa daerah, dan tidak bisa kita jangkau langsung selama ini.

“Bagi saya, ruang diskusi bersama AJI Surabaya membuka kesadaran bahwa persepsi masyarakat bergantung pada gerak algoritma media sosial, terutama Tik-tok,” ujarnya. (Ejatoday.com/Hs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *