Malang, EjaToday.com | Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Malang melakukan Kajian mengenai bencana yang terjadi di Malang Raya. Kegiatan tersebut turut dilaksanakan oleh Pengurus dan Bidang Lingkungan Hidup HMI Cabang Malang dengan harapan mengantisipasi potensi lanjutan dari curah hujan yang tinggi dan dampaknya.
Menurut Mirdan Idham Ketua Umum HMI Cabang Malang, ada beberapa temuan di lapangan yang mengharuskan HMI Cabang Malang secara organisasi untuk segera menyikapi hal ini dengan memastikan sinergi antara berbagai elemen pemerintahan, masyarakat, lembaga swadaya, organisasi kemahasiswaan dan organisasi lainnya, untuk mempercepat pemulihan, memitigasi, dan memberikan solusi jangka panjang.
“Kami selalu menekankan pentingnya respons cepat, transparan, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat dalam menyikapi bencana alam di Malang Raya. Pemerintah daerah harus memastikan sinergi antara berbagai elemen, termasuk masyarakat, lembaga swadaya, dan organisasi kemahasiswaan seperti HMI dan organisasi lainnya, untuk memitigasi bencana alam, mempercepat pemulihan dan memberikan solusi jangka panjang,” tegas Mirdan.
Ketua Bidang, Alamsyah Gautama mengatakan, kegiatan ini menjadi tanggung jawab HMI juga untuk aktif berpartisipasi dan mengamati terkait isu lingkungan hidup di Malang Raya, menurutnya beberapa temuan juga sudah dikantongi.
“Banjir dari dua tahun belakangan mengalami peningkatan, hingga tahun ini banjir lagi-lagi melanda, jumlah kerusakan semakin banyak dan ratusan rumah terendam akibat banjir,” seru Alamsyah, Jumat (27/12/2024).
Pengkaji, Anwarul Hidayat selaku Wakil Sekretaris Bidang Lingkungan Hidup juga menuturkan, dari sekian banyaknya yang terdampak banjir contohnya di Kedungkandang, warga mengeluhkan atas kekurangan alat berat dalam pembersihan sungai yang tersumbat oleh bambu. artinya warga sekitar telah melakukan kerja gotong royong tetapi tetap membutuhkan intervensi pemerintah yang tidak terlihat
“Kita ketahui bahwa bencana banjir tidak bisa dielakkan terkhusus di beberapa tempat seperti Kecamatan Klojen, Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Sukun, Kecamatan Kedungkandang, Kecamatan Blimbing dan Kelurahan Karangbesuki. Banyak lagi titik terdampak banjir khususnya di Kabupaten Malang seperti Kecamatan Bantur, Pagak, Sumbermanjing Wetan, Sumbermanjing Kulon, Gedangan, Kalipare, Donomulyo, Sitiarjo. Dan akhir-akhir ini Kota Batu juga cukup tinggi intensitas banjirnya,” ungkap Anwarul Hidayat
Menurut kajian Bidang yang diketuai Alamsyah tersebut, diperlukan langkah-langkah kongkrit dalam mengantisipasi kerusakan akibat banjir ini, salah satunya adalah kerja kolaboratif bagi setiap instrumen pemerintah, masyarakat dan mahasiswa, dikarenakan akibat dari banjir ini dampaknya bagitu terasa seperti rumah ambrol karena longsor, seperti di perumahan Prima Ragil Permai 7 Blog A. Kedung Kandang, tembok pembatas rubuh dan genangan air sampai di rumah warga, juga rumah roboh di Kota Batu, dan masih banyak kejadian lainnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam hal ini melakukan respon cepat yaitu menurunkan armada pompa sedot air hanya saja hal itu kurang efektif karena pembuangannya yang terbatas. Oleh karenanya belum ada formulasi yang cukup efektif yang diterapkan hingga saat ini.
Maaffi Allam, Anggota Bidang LH juga menanggapi serta merespon kejadian-kejadian saat ini dan turut mencoba untuk mensosialisasikan lewat seruan atau informasi-informasi lainnya
“HMI Cabang Malang akan terus melakukan kajian dan turut berpartisipasi mensosialisasikan agar lebih hati-hati saat berkegiatan diluar, karena pohon tumbang juga menjadi hal yang kerap kita temui, hal ini perlu kita antisipasi khususnya di kalangan mahasiswa yang juga kerap berkendara atau berkegiatan di luar,” ucapnya.
’’Temuan-temuan yang kita temui di Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu, beberapa titik yang kerap terdampak ini menjadi permasalahan yang perlu kita seriusi dan menjadi PR kita bersama,” imbuhnya.
Alamsyah juga menekankan beberapa hal yang akan menjadi fokus Bidang LH dalam menyoroti persoalan bencana tersebut, termasuk mencoba untuk mengadakan audiensi dengan pemerintah agar sama-sama kembali serius dalam menyikapi fenomena bencana alam tersebut.
“Hasil kajian yang kami rangkum bahwa respon Pemerintah (BPBD) terhadap banjir di Malang Raya sangat terbatas, pada (19/12/2024) PJ Walikota telah melakukan kunjungan langsung ke JL. Soehat dan menyampaikan bahwa salah satu masalah besarnya adalah anggaran. Kami menyayangkan jika dengan alasan itu, padahal banyak bidang terkait yang seharusnya bisa bersinergi lebih aktif untuk melakukan kerja-kerja penanggulangan,” katanya.
Selain itu, Bidang LH juga melihat bahwa upaya perawatan Drainase dan revitalisasi lahan masih jalan di tempat, dalam hal ini maksudnya pemerintah tidak tegas begitu juga tata kelola ruang masih terkesan stagnan padahal pendatang dari luar selalu bertambah.
“Kami telah coba mengirim surat audiensi Ke Dinas Lingkungan Hidup dan hingga saat ini belum ada tanggapan. Ini menjadi dorongan dan sebuah evaluasi serta upaya kita untuk meminimalisir korban akibat dari banjir yang tentunya tidak berhenti disitu saja, kita juga perlu mengulurkan tangan untuk membantu korban terdampak, seperti beberapa agenda yang akan dilakukan oleh HMI Cabang Malang yaitu melakukan sosialisasi menjaga lingkungan sekitar, melakukan tanam pohon, sosialisasi persoalan sampah dan turut untuk membersihkan saluran air di beberapa titik, dan melakukan penggalangan dana untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana,” tutup Alamsyah. (EjaToday.com/*)