EjaToday.com, Takalar – Semakin Memanas, kinerja Kepala Desa terus menjadi perbincangan di kalangan masyarakat lintas dusun dan dari rumah ke rumah.
Kondisi tersebut terjadi lantaran suara kritik mulai menggema dan mengemuka dari warga dan tokoh masyarakat.
Salah satunya datang dari Daeng Bella, warga Pattinoang yang dikenal vokal dalam mengawal kebijakan desa.
“Empat tahun sudah berlalu, tapi perubahan yang dijanjikan tak kunjung nyata. Yang banyak justru janji di awal, bukan hasil di akhir,” tegas Daeng Bella dalam sebuah diskusi warga, Kamis (20/6).
Menurut Daeng Bella, sejumlah persoalan mendasar masih membelit desa. Mulai dari pengelolaan dana desa yang tidak transparan, bantuan sosial yang tak merata, hingga kebijakan penggantian aparat desa yang sarat kepentingan.
“Anggaran Dana Desa dan ADD selama empat tahun ini seperti jadi rahasia negara. Kita, masyarakat, tidak pernah benar-benar tahu berapa yang masuk dan kemana larinya. Padahal ini uang rakyat!” ujarnya geram.
Ia juga menyoroti program bantuan langsung tunai (BLT) dan bantuan alsintan tahun 2022–2023 yang dinilai tidak tepat sasaran.
“Banyak warga yang layak, tapi tidak dapat. Sementara yang dekat dengan kekuasaan justru diutamakan. Di mana letak keadilannya?” tambahnya.
Tak hanya itu, Daeng Bella mengkritik kondisi lapangan futsal yang terbengkalai, serta penimbunan sampah liar yang tidak ditangani serius.
“Kami butuh ruang bermain yang layak untuk anak-anak. Kami juga butuh lingkungan bersih. Tapi mana buktinya?” tanya Daeng Bella.
Daeng Bella berharap evaluasi ini menjadi momentum bagi warga untuk lebih kritis dan berani bersuara.
“Kita tidak boleh diam. Desa ini milik kita semua, bukan milik segelintir orang,” pungkasnya.